Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Jumat, 17 Oktober 2014

Makkah Adalah Jantung Dunia




Pernahkah anda terbayangkan, jika pegunungan Himalaya dikenal sebagai atap dunia, lalu Amazon dan Indonesia dikenal sebagai paru-paru dunia. Maka dimanakah jantung dunia berada? Temuan ilmiah yang menghebohkan para ilmuwan dan dipublikasikan pada bulan Januari 1977 menyebutkan: "Kota Makkah adalah pusat daratan di dunia." Fakta ini ditemukan setelah melalui riset panjang dan mengacu pada sejumlah tabel matematis yang sangat rumit dengan bantuan teknologi komputer.


Ilmuwan asal Mesir, Dr. Husein Kamaluddin (penemu fakta ini) menuturkan kisah penemuannya yang cukup mencengangkan ini; penelitian ini dimulai dengan tujuan yang sangat berbeda dengan hasil yang diperoleh. Pada awalnya penelitian dilakukan untuk mendapatkan suatu alat yang dapat membantu siapapun dan di tempat manapun dari penjuru dunia ini untuk mengetahui dan menentukan posisi kiblat. Sebab, ia merasa bahwa penentuan arah kiblat selalu menjadi masalah yang dihadapi seluruh umat muslim ketika berada di suatu tempat yang tidak ada masjidnya atau tempat shalat yang memiliki tanda jelas arah kiblat.

Karena itu, Kamaluddin berfikir untuk membuat peta dunia baru yang dilengkapi petunjuk posisi arah kiblat. Setelah membuat rancangan awal riset pendahuluan yang diarahkan untuk membuat peta baru ini dan menggambar lima benua pada peta itu, tiba-tiba temuan yang mengundang decak kagum itu muncul. Ilmuwan Mesir ini menemukan bahwa posisi kota Makkah berada tepat di wilayah tengah dunia.



Ia lalu memegang sebuah jangka dan meletakkan salah satu ujungnya di gambar kota Makkah lantas menjalankan ujung lainnya pada ujung setiap benua. Ternyata daratan yang ada di permukaan bola bumi terbagi secara sistematis di sekitar kota Makkah. Dari sini, ia menemukan bahwa kota Makkah adalah pusat daratan.

Selanjutnya ia ambil peta kuno sebelum ditemukannya benua Amerika dan Australia. Setelah berulang kali melakukan uji coba, ia pun menemukan bahwa Makkah tetap menjadi titik sentral daratan, hingga ketika dibandingkan dengan kondisi peta dunia masa permulaan Islam.

Kamaluddin menambahkan: "Saya mulai penelitian ini dengan menggambar peta yang memperhitungkan jarak semua tempat di muka bumi dengan kota Makkah. Saya kemudian mengukur garis bujur yang sama untuk mengetahui posisi garis lintang dan garis bujur jika diukur dari kota Makkah. Setelah itu, saya gambar batas benua dan hak detail lainnya pada jaringan garis ini. Hal ini membutuhkan proses matematis yang sangat pelik, dengan bantuan teknologi komputer untuk menentukan jarak dan deviasi yang diperlukan. Penelitian ini juga membutuhkan software penggambar garis lintang dan garis bujur untuk proyeksi baru ini. Secara kebetulan saya menemukan bahwa saya dapat menggambar lingkaran yang berpusat di kota Makkah dan batasnya di luar ke setiap benua. Dan garis pinggir lingkaran ini mengitari batas luar benua benua tersebut."

Dengan demikian, Makkah adalah jantung bumi. Dan hal ini sebelumnya sudah diindikasikan oleh sains modern melalui temuan para ilmuwan, yang menyebutkan kota Makkah merupakan pusat radiasi gravitasi magnetic. Fenomena unik juga akan dirasakan oleh semua orang yang mengunjungi kota Makkah untuk tujuan haji atau umrah, dengan hati yang tulus dan bertaubat kepada Allah. Ia merasa tertarik dengan semua yang ada di Makkah; dari tanah, pegunungan, hingga semua yang ada di sana. Seolah ia merasa melebur bersama kota Makkah dengan segenap jiwa dan raganya. Dan ini adalah perasaan yang terus berlangsung sejak awal keberadaan bumi.

Sebagaimana halnya planet yang lain, bumi pun melakukan barter daya tarik dengan planet dan bintang lainnya. Daya tarik ini bersumber dari dalam bumi yang bermuara pada satu titik sentral bumi yang juga menjadi sumber sinar radiasi.



Titik temu plutonik inilah yang ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Amerika Serikat (maaf, penulis tidak tahu namanya) dalam bidang topografi setelah memastikan keberadaan dan letak geografisnya. Dalam hal ini ia tentu saja tidak didorong oleh keyakinan mendalami Islam. Siang malam, dengan semangat tinggi ia bekerja di laboratoriumnya sambil menghadapi peta bumi dan perlengkapan lain. Dan tanpa sengaja ia menemukan bahwa pusat pertemuan radiasi kosmos berada di kota Makkah.

Mengacu pada fakta ilmiah di atas, kita pun bisa mengenali hikmah di balik pemilihan kota Makkah sebagai tempat berdirinya Baitullah, sekaligus sebagai pusat penyebaran risalah Islam di seluruh penjuru dunia. Dan ini membuktikan adanya mukjizat ilmiah yang terkandung dalam sabda Rasulullah SAW yang menampilkan keutamaan status kota Makkah dibandingkan tempat yang lain di permukaan bumi.

Hadits Qudsi; "Allah ta'ala berfirman: Apabila Aku menghendaki untuk menghancurkan dunia (kiamat), maka Aku mulai dengan rumah-Ku (Ka'bah) kemudian dunia mengiringinya." (Ihya Ulumuddin; bab Keutamaan Baitullah dan Makkah yang mulia, Imam Al-Ghazali)

Allah SWT berfirman: ”....dan agar kamu memberikan peringatan kepada penduduk Ummul Qura (Mekkah) dan orang orang yang di luar lingkungannya.” (QS Al-An’am: 92)

Kata ‘Ummul Qura’ berarti induk bagi kota lain, dan kota di sekelilingnya menunjukkan Makkah adalah pusat bagi kota lain, dan yang lain hanyalah berada di sekelilingnya. Lebih dari itu, kata ummu (ibu) mempunyai arti yang penting di dalam kultur Islam.

Sebagaimana seorang ibu adalah sumber dari keturunan, maka Makkah juga merupakan sumber dari semua negeri lain, sebagaimana dijelaskan pada awal kajian ini. Selain itu, kata ‘ibu’ memberi Makkah keunggulan di atas semua kota lain.

Dari berbagai sumber.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar