Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Kamis, 25 September 2014

Maroko, Negara Yang Dijuluki 'Tanah Allah'


 
 Rabat, Maroko

Orang Arab menyebutnya Mamlaka Al-Maghribiya (Kerajaan Barat). Para ahli sejarah dan geografi Muslim di era kekhalifahan Islam menjulukinya Maghrib Al-Aqsha.

Sedangkan orang Turki memanggilnya Fez. Orang Persia menyebutnya Marrakech (Tanah Allah). Beragam nama itu disandang negara yang kini dikenal dengan nama Maroko.

Maroko adalah negeri yang memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran Islam di wilayah Afrika Utara. Yang tak kalah pentingnya, negeri berjuluk 'Tanah Allah' itu merupakan pintu gerbang masuknya Islam ke Eropa (termasuk Spanyol).

Dari Maroko inilah panglima tentara Muslim, Thariq bin Ziyad menaklukkan Andalusia dan mengibarkan bendera Islam di daratan Eropa.

Kesultanan Islam di Afrika Utara itu sudah mulai didiami manusia sejak 8000 tahun SM. Salah satu bukti peninggalan kuno di wilayah itu ditemukannya budaya Kapsian. Pada masa itu, wilayah Maroko dikenal dengan sebutan Mauretania. Nama itu sama sekali tak berhubungan dengan Mauritania (negara di era modern).

Akhir periode kuno, Maroko sempat dikuasai Kekaisaran Romawi. Namun di abad ke-5, Maroko beralih ke tangan Vandals, Gothic, dan Byzantium seiring pudarnya kekuasaan Romawi. Pada masa itu, wilayah pegunungan tinggi yang menjadi bagian Maroko modern masih belum ditundukkan dan masih berada di tangah bangsa Barbar.

Maroko memasuki babak baru setelah Islam menancapkan benderanya di wilayah Afrika Utara. Islam tiba di Maroko pada 683 M. Adalah pasukan yang dipimpin Uqbah bin Nafi' (seorang jenderal dari Dinasti Umayyah) yang kali pertama membawa ajaran Islam ke wilayah itu. Islam benar-benar menguasai Maroko pada tahun 670 M.

Dari wilayah itulah, Thariq bin Ziyad menyeberangi selat antara Maroko dan Eropa menuju ke gunung yang dikenal dengan Jabal Thariq (Gibraltar). Maroko menjadi wilayah penyangga bagi umat Islam untuk melakukan ekspansi ke daratan Spanyol, Eropa.

Tak mudah bagi pasukan tentara Muslim untuk menundukkan negeri di kawasan Afrika Utara itu. Tak kurang dari 53 tahun waktu yang dilalui para tentara Muslim untuk menjadikan Maroko bagian dari kekuasaan Islam. Butuh waktu satu abad bagi umat Islam untuk berasimilasi dengan bangsa Barbar yang mendiami wilayah Maroko.

Maroko pada abad ke-7 M merupakan sebuah wilayah Barbar yang dipengaruhi Arab. Bangsa Arab yang datang ke Maroko membawa Islam.

Sejak itu, bangsa Barbar banyak yang memeluk Islam. Ketika kekuasaan Dinasti Umayyah digantikan Dinasti Abbasiyah, Maroko pun menjadi wilayah kekuasaan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad.

Perubahan kekuasaan itu memicu munculnya dinasti kecil di wilayah itu. Pada 172 H/789 M, berdirilah kerajaan Idrisid (dinasti Syi'ah pertama) yang didirikan Idris I bin Abdullah, seorang keturunan Ali bin Abi Thalib. Padahal, Abbasiyah adalah dinasti Islam. Lima tahun memimpin, Idris I terbunuh. Ia digantikan Idris II.

Pada masa kekuasaan Idris II, Dinasti Idrisid melepaskan diri dari kekuasaan Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Damaskus. Pusat pemerintahan dipindahkan dari Walila ke Fez. Dinasti ini hanya mampu bertahan hingga 364 H/974 M.

Kekuasaan pun kemudian diambil alih Dinasti Fatimiyah yang juga beraliran Syiah. Dinasti yang berbasis di Kairo, Mesir itu menguasai Maroko sampai tahun 1171 M. Ketika Dinasti Fatimiyah kehilangan kendali atas Maroko, maka muncullah Dinasti Al-Murabithun yang berpusat di Marrakech. Kekuasaannya meliputi gunung Sahara, Afrika barat laut, dan Spanyol.

Dinasti ini memiliki peran yang begitu besar pada masa kepemimpinan Ibnu Tasyfin. Ia mengirimkan 100 kapal, 7.000 tentara berkuda serta 20 ribu tentara ketika diminta Mu'tad bin Ibad, raja Sevilla untuk melawan tentara Kristen yang ingin melenyapkan Islam dari Eropa.

Dalam peperangan itu, tentara Islam menang dengan gemilang. Berkat jasa Ibnu Tasyfin dan pasukannya, Islam bisa berjaya di Spanyol selama 4 abad lamanya. Setelah kekuasaan Murabitun jatuh, Maroko menjadi wilayah kekuasaan Dinasti Al-Muwahhidun (1121 M-1269 M).

Pada masa kepemimpinan Abu Ya'kub Yusuf bin Abdul Mu'min (1163 M-1184 M), kota Marrakech menjadi salah satu pusat peradaban Islam dalam bidang sains, sastra, dan menjadi pelindung kaum Muslimin untuk mempertahankan Islam dari serangan dan ambisi Kristen Spanyol. Dinasti ini juga ikut membantu Salahuddin Al-Ayubi melawan tentara Kristen dalam Perang Salib.

Pasca runtuhnya kekuasaan Dinasti Al-Muwahhidun, Maroko dikuasar beberapa dinasti seperti; Dinasti Marrin, Dinasti Wattasi (1420 M-1554 M), Syarifiyah Alawiyah (1666 M), Abdul Qadir Al-Jazairy (1844 M), dan Sultan Hasan I (1873 M-1894 M). Secara geografis, Maroko berbatasan dengan Aljazair di bagian timur dan tenggara, Sahara Barat di barat daya, Samudera Atlantik di barat, dan Selat Gibraltar di utara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar